EBTA KKPI

NATRIUM BENZOAT SEBAGAI PENGAWET PADA SOFT DRINK SERTA DAMPAK NEGATIFNYA

 
I. Pengertian Zat Pengawet
Zat pengawet adalah bahan yang di tambahkan dalam makan dengan tujuan menghambat kerusakan oleh mikroorganisme (bakteri,khamir,kapang) sehingga proses pembusukan atau pengasaman ataupenguraian dapat dicegah. Bahan pengawet pada makanan dan minumanberfungsi menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan,menghindarkan oksidasi makanan sekaligus menjaga nutrisi makanan.Penggunaan pengawet tersebut harus mengikuti takaran yangdibenarkan. Upaya produsen (pelaku usaha) dalam memberikan perlindungan konsumen sehubungan dengan penggunaan bahan pengawet pada makanan adalah dengan memenuhi ketentuan tentang pengaturan penggunaan pengawet terhadap produk makanannya. Penggunaan pengawetyang diizinkan dan takaran yang benar, diharapkan dapat memberikanperlindungan terhadap konsumen dan kemungkinan penggunaan zat yang mengandung bahaya. Hak konsumen atas keamanan dan keselamatanterhadap barang yang dikonsumsi harus dihormati oleh produsen. Lama dan seringnya mengonsumsi makanan dengan pengawet kemungkinan menimbulkan terjadinya akumulasi zat-zat tertentu yang bisa memicu reaksiyang menyebabkan sakit.

II. Natrium Benzoat
Salah satu bahan pengawet yang diijinkan untuk digunakan pada makanan adalah natrium benzoat. Natrium benzoat merupakan garam atau ester dari asam benzoat (C6H5COOH) yang secara komersial dibuat dengan sintesis kimia. Natrium benzoat dikenal juga dengan nama Sodium Benzoat atau Soda Benzoat. Bahan pengawet ini merupakan garam asam Sodium Benzoic, yaitu lemak tidak jenuh ganda yang telah disetujui penggunaannyaoleh FDA dan telah digunakan oleh para produsen makanan dan minumanselama lebih dari 80 tahun untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme(Luthana, 2008).
Menurut sebuah studi WHO, Sodium Benzoat adalah bahanpengawet yang digunakan untuk makanan dan minuman serta sangat cocok untuk jus buah maupun minuman ringan. Sodium benzoat banyak digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman seperti jus buah,kecap, margarin, mentega, minuman ringan, mustard, sambal, saus salad,saus tomat, selai, sirup buah dan lainnya. Sodium benzoat secara alamiterdapat pada apel, cengkeh, Cranberry (sejenis buah berry yang digunakanuntuk membuat agar-agar dan saus), kayu manis, prem (yang dikeringkan)dan lain-lain.Rumus kimia natrium benzoat yaitu C7H5NaO2 yang banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran, termasuk ke dalam zat pengawetorganik. Produk pangan yang banyak menggunakan natrium benzoatsebagai pengawet adalah minuman ringan serta produk minuman yangterbuat dari buah. Pewarna putih, granula tanpa bau atau hampir bau, bubuk kristal atau serpihan. Lebih larut dalam air dibandingkan asam benzoat dan juga dapat larut dalam alkohol. Benzoat efektif pada pH 2,5-4,0. Dalambahan pangan garam benzoat terurai menjadi bentuk efektif yaitu bentuk asam benzoat yang tak terdisosiasi. Memiliki fungsi sebagai anti mikroba yang optimum pada pH 2,5-4,0 serta menghambat pertumbuhan kapang dan khamir (Nurcahyani, 2005).
Struktur Natrium benzoat :

Penambahan pengawet natrium benzoat pada minuman isotonik tidak dilarang pemerintah. Namun, produsen hendaknya tidak menambahkan pengawet dengan ukuran sesuka hati, karena bahan pengawettersebut akan menjadi berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan(Siswoyo, 2007).

III. Dampak Pemakaian Natrium Benzoat dalam Minuman Isotonik
Minuman isotonik dipercaya bukan hanya mampu menggantikan cairan tubuh. Tetapi juga dipercaya dapat menyembuhkan demam berdarah dan tifus. Sebenarnya, minuman ini hanya membantu mempercepat proses pemulihan penderita. Bila si pasien yang rajin mengonsumsi minuman isotonik, maka cairan tubuhnya yang hilang akan tergantikan secara efektif. Minuman ini juga baik dikonsumsi saat mengalami dehidrasi atau diare. Meski begitu, bila dikonsumsi dalam kondisi sedang tidak melakukan aktivitas fisik berat yang sampai mengeluarkan banyak keringat, kandungan ion di dalam minuman ini tidak memberikan efek positif. Pasalnya, dalam keadaan normal atau segar bugar, tubuh tidak membutuhkan zat-zat elektrolit tersebut. Akhirnya, kandungan mineral minuman jenis ini tidak termanfaatkan.
Penggunaan natrium benzoate sebagai pengawet dalam minuman isotonik harus mengikuti takaran yang dibenarkan. Penggunaan pengawet yang diizinkan dan takaran yang benar, diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap konsumen dan kemungkinan penggunaan zat yangmengandung bahaya. Hak konsumen atas keamanan dan keselamatanterhadap barang yang dikonsumsi harus dihormati oleh produsen.
Lama dan seringnya mengonsumsi makanan dengan pengawet kemungkinan menimbulkan terjadinya akumulasi zat-zat tertentu yang bisa memicu reaksiyang menyebabkan sakit. Menurut Nova (2007), meski kandungan bahan pengawet natriumbenzoat umumnya tidak terlalu besar, akan tetapi jika dikonsumsi secaraterus-menerus akan berakumulasi dan menimbulkan efek terhadap kesehatan. Penggunaan pengawet tersebut dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit Lupus (Systemic Lupus Eritematosus/SLE).
Efek samping lain yang bisa timbul adalah edema (bengkak) akibat dari retensi(tertahannya cairan di dalam tubuh) dan bias juga karena naiknya tekanan  darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma akibat pengikatan airoleh natrium. Dalam riset yang dilakukan oleh Sheffield University di Inggris terhadap bahan pengawet makanan dan minuman yang umum digunakan, menyatakan bahwa natrium benzoat diperkirakan dapat merusak DNA. Hal ini dikemukakan oleh Pete Piper (professor bidang biologi molekuler danbioteknologi) yang telah meneliti natrium benzoat sejak 1999. Ia pernah menguji natrium benzoat pada sel ragi yang hidup, yang akhirnya menemukan bahwa substansi tersebut (natrium benzoat) dapat merusak DNA mitochondria  pada ragi. Di dalam tubuh, mitochondria berfungsi menyerap oksigen untuk menghasilkan energi. Dan bila dirusak, seperti terjadi pada sejumlah kondisi pada saat sakit, maka sel mulai mengalamikegagalan fungsi yang sangat serius. Sehingga di dalam tubuh akan terjadi kerusakan DNA di dalam mitochondria. Dan ada sejumlah penyakit di mana yang sekarang dikaitkan dengan penyakit Parkinson dan beberapa penyakit akibat degenerasi saraf. Natrium benzoat dapat menghambat pertumbuhan jamur yang biasa ditemukan pada minuman isotonik, maupun minuman-minuman ringan lainnya. Dampak lain dari natium benzoat pengawet minuman isotonik adalah kanker. Hal tersebut dikarenakan vitamin C (ascorbic acid) yang ditambahkan dalam minuman isotonik akan bereaksi dengan natrium benzoat menghasilkan benzen. Benzen tersebut dikenal sebagai polutan udara dan dapat menyebabkan kanker (Avicenna, 2008).
 
IV. Penanggulangan terhadap Dampak Pemakaian Natrium Benzoat
Semakin banyaknya isu terhadap bahaya bahan pengawet khususnya natrium benzoat menjadikan konsumen lebih berhati-hati dalammengonsumsi makanan, dan lebih memilih bahan-bahan alami yang amanbagi kesehatan. Pemakaian bahan pengawet berupa natrium benzoat harus benar-benar memperhatikan batas kadar pemakaiannya terhadap makanan, hal ini dimaksudkan untuk menghindari timbulnya efek negatif sebagai akibat konsumsi makanan atau minuman tersebut. International Programme onChemical Safety tidak menemukan adanya dampak terhadap kesehatan manusia dengan dosis sebesar 647-825 mg/kg berat badan per hari.Degradasi Sodium Benzoat (yang dihasilkan dalam tubuh dari garamsodium) telah dipelajari secara detail dan menunjukkan bahwa bahan-bahan ini tidak berbahaya. Sekitar 75-80% dalam jangka waktu 6 jam dikeluarkanmelalui urine sebagai asam hipurat dan asam benzoil glukoronat (± 10%),0.1% melalui paru-paru sebagai CO2 dan 2% tertinggal dikarkas dan seluruh dosis akan dikeluarkan dari dalam tubuh dalam jangka waktu sekitar 10 jam. Batasan yang ditentukan untuk Sodium Benzoat dalam makanan bukan karena sifat racunnya, melainkan karena jumlahnya melebihi 0.1%,bahan ini dapat meninggalkan rasa tertentu di mulut (Nova, 2007). Asam benzoat (C6H5COOH) dan garamnya bahan pengawet yang banyak digunakan secara luas pada bahan makanan yang bersifat asam. Bahan ini efektif untuk mencegah pertumbuhan khamir,kapang dan bakteri pada tingkat keasaman pH 2.5 – 4.0. US FDA (FoodDrug Administration) memuat pengawet benzoat dalam sebagai kategoriaman atau GRAS (generally recognized as safe). Penggunaan pada produk makanan diperbolehkan tidak melebihi dari 0.1% atau 1000 ppm (Luthana,2008). Konsumsi terhadap minuman isotonik maupun makanan danminuman lainnya yang mengandung bahan pengawet natrium benzoathendaknya memperhatikan besarnya kadar natrium benzoat yang terdapatdalam produk. Produk yang telah memiliki ijin dari badan kesehatan makanan dinilai lebih memberikan jaminan kelayakan untuk dikonsumsi.Konsumsi yang terlalu sering sebaiknya dihindari karena akan menimbulkan penumpukan bahan pengawet di dalam tubuh.

V. Langkah Memilih Makanan yang Aman untuk Kosumsi
Meski tidak semua bahan pengawet berbahaya namun hendaknya tetap berhati-hati. Bahan pengawet yang dikatakan aman, akan menjadiberbahaya jika dikonsumsi melebihi dosis maksimum.ada beberapa alasan mengapa para pembuat makanan mengawetkan produk mereka. Salah satunya karena daya tahan kebanyakan makanan memang sangat terbatas dan mudah rusak (perishable).
Dengan pengawetan, makanan bisa disimpanberhari-hari, bahkan berbulan-bulan dan ini jelas-jelas sangatmenguntungkan pedagang. Alasan lain, beberapa zat pengawet berfungsisebagai penambah daya tarik makanan itu sendiri.Berikut adalah beberapa cara untuk mengetahui aman atau tidaknya suatu produk makanan:
1.      Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbedadari warna aslinya. Snack, kerupuk, mie, es krim yang berwarna terlalu mencolok ada kemungkinan telah ditambahi zat pewarna yang tidak aman.
2.    Demikian juga dengan warna daging sapi olahan yang warnanya tetap merah, sama dengan daging segarnya. mencicipi rasanya. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam,semisal sangat gurih dan membuat lidah bergetar.
3.    Perhatikan kualitas makanan tersebut, apakah masih segar, atau malahsudah berjamur yang bisa menyebabkan keracunan. Makanan yangsudah berjamur menandakan proses pengawetan tidak berjalansempurna, atau makanan tersebut sudah kedaluwarsa.
4.    Mencium aromanya. Bau apek atau tengik pertanda makanan tersebutsudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.
5.    Amati komposisinya. Bacalah dengan teliti adakah kandungan bahan-bahan makanan tambahan yang berbahaya.
6.    Kriteria aman itu bervariasi. Aman buat satu orang belum tentu amanbuat yang lainnya. Pada beberapa orang bahan pengawet tertentu dapat menimbulkan reaksi alergi.
7.    Memastikan bahwa produk yang dikonsumsi telah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang bisa dicermati dalam labelyang tertera di kemasannya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

twitter