PRAKTIK INDUSTRI DI PT. JAKARANA TAMA


1.  SEJARAH PT. JAKARANA TAMA

PT. Jakarana Tama merupakan salah satu anak perusahaan PT. Wicaksana Group yang didirikan pada tahun 1984 yang memulai kiprahnya dalam bidang distributor. Perusahaan ini pertama kali didirikan di Medan dengan akta notaris 20 Juni 1980 No. 107 dari notaris Kusmulyanto Ongko, dan disahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal 16 Oktober 1981 dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Tahun 1988 dilakukan penyederhanaan di PT. Wicaksana Group, dimana semua anak perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha distributor digabungkan menjadi PT. Wicaksana, sedangkan PT. Jakarana Tama beralih bidang usaha menjadi usaha produksi bidang makanan. Produk yang dihasilkan oleh PT. Jakarana Tama adalah mi instan dengan merek dagang ”Michio”. Produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Jakarana Tama telah mendapatkan sertifikat ISO 22000:2005
Pada tahun 1995, PT Jakarana Tama juga memproduksi  mi dengan nama merek dagang “Gaga Mi”. Produk “Gaga Mi” ada dua jenis yaitu “Gaga 100” dan Reguler. “Gaga Mi” memeiliki tiga variasi rasa yaitu ayam bawang, soto, dan kaldu ayam yang kemudian dikembangkan menjadi berbagai jenis varian rasa, seperti Gaga Mi Gepeng dan Gaga Mi Telor A1.
Untuk sekarang ini pabrik gaga mi telah mengembangkan dan menvariasikan produk-produk mi yang diproduksi untuk menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat.
Varian produk mi Gaga sebagai berikut:
·         Gaga 100 dengan variasi rasa soto, ayam bawang, kari, goreng spesial, goreng extra pedas, kaldu ayam, soto cabe rawit, dan goreng jawa asli
·         Gaga cup yang terdiri dari rasa milk chiken soup, baso malang, sup ayam, dan sup jagung
·         Mi gepeng, terdapat 5 variasi rasa  yaitu ayam bawang pedas, ayam lada hitam, goreng ayam lada hitam, soto cabe hijau, goreng ayam panggang
·         Gaga 1000, terdiri dari rasa goreng spesial, soto, ayam bawang, dan kaldu ayam
·         Gaga Mi Telor terdiri dari dua macam variasi yaitu Gaga Mi Telor dengan warna kemasan kuning dan Gaga Mi  Resto dengan warna kemasan merah
·         Gaga Healtimi Green Barley Noodle yang merupakan mi sehat
·         Sosis loncat yang gterdiri dari 3 varian rasa yaitu sosis ayam, sapi barbeque dan keju
·         Gaga ikan kaleng yaitu sarden yang teridi dari sarden saus tomat dan saus sambal dan Gaga Mackarel
·         Gaga terasi udang

Pabrik gaga mi ini dibangun pada tahun 1992 diatas tanah seluas 5.5 ha di daerah Bogor. Pabrik ini mulai beroperasi pada bulan Juni 1993 dan dipasarkan di daerah Jabotabek. Selain di Bogor, PT. Jakarana Tama juga memiliki pabrik di Tanjung Morawa Medan dan Surabaya yang khusus memproduksitepung produksi dan  mi instan itu sendiri sedangkan untuk bumbunya dipasok dari Bogor.
Produk mi instan ini telah merambah pasar internasional, dibuktikan dengan  diekspornya produk ini ke beberapa negara seperti Malaysia, Singapura Filiphina, Belanda, Thailand, Australia, Denmark, Norwegia, Bulgaria, Ukraina, Myanmar dan Arab Saudi.

2            Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu produk jadi dilakukan terhadap mi instan yang siap dikemas. QC field akan melakukan pengambilan sampel untuk dilakukan pemeriksaan terhadap keadaan akhir produk yang akan dilakukan oleh analis. Parameter uji yang dilakukan terhadap produk akhir adalah pengujian kadar air, kadar abu, FFA, POV, mikrobiologi (total bakteri, kapang/khamir, Eschericia coli, koliform, dan Salmonella), dan kadar lemak serta analisa organoleptik. Hasil analisis dari parameter pengujian tersebut harus sesuai dengan standar perusahaan sebelum produk dapat didistribusikan ke pasaran. Standar yang ditetapkan oleh PT Jakarana Tama secara umum lebih baik dari standar mutu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk mi instan. Hal itu dilakukan untuk menjamin kualitas dan keamanan produk yang dihasilkan. Standar mutu mi instan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Syarat Mutu Mi Instan
No
Kriteria Uji
Satuan
Persyaratan
1
1.1
1.2
1.3
1.4
Keadaan
Textur
Aroma
Rasa
Warna
-
-
-
-
-

Normal / Dapat diterima
Normal / Dapat diterima
Norma / Dapat diterima
Normal / Dapat diterima
2
Benda asing
-
Tidak boleh ada
3
Keutuhan
%
Min 90 %
4
4.1
Kadar air
Proses penggorengan
Proses pengeringan

% b/b
% b/b

Max 10,0 %
Max 14,5 %
5
5.1
5.2
Kadar protein
Mie dari terigu
Mie bukan terigu

% b/b
% b/b

Min 8 %
Min 4 %
6
Bilangan asam
Mg KOH/g minyak
Max 2
7
7.1
7.2
7.3
Cemaran logam
Timbal (Pb)
Raksa (Hg)
Arsen (As)

Mg/Kg
Mg/Kg
Mg/Kg

Max 2,0
Max 0,05
Max 0,5
8
8.1
8.2
8.3
8.4
Cemaran mikroba
Angka lempeng total
E. Coli
Salmonela
Kapang

Koli/gram
APM/g
-
Koloni/g

Max 1,0 x 10 6
< 3
Negatif per 25 g
Max 1,0 x 10 3
Sumber : SNI Mi Instan 01-3551-2000
Salah satu keunggulan dari mi instan adalah memiliki umur simpan yang cukup lama karena memiliki kadar air yang relatif rendah. Pengujian kadar air pada produk akhir mi instan perlu dilakukan untuk menjamin bahwa mi instan yang dihasilkan telah mencapai kadar air yang diinginkan. Kadar air yang terlalu tinggi dapat meningkatkan resiko kerusakan akibat mikroorganisme, sedangkan kadar air yang terlalu rendah akan menyebabkan mie menjadi rapuh dan mudah patah.
Pada saat proses penggorengan akan terjadi penyerapan minyak oleh mi sehingga pengujian kadar lemak pada produk akhir juga perlu dilakukan, kadar lemak yang terlalu tinggi dapat menyebabkan mi menjadi sepat tengik. Selain itu, tingginya kadar dapat memicu meningkatnya kadar FFA dan POV pada produk akhir mi. Kadar FFA dan POV dari produk akhir mi instan sangat ditentukan dari kualitas minyak goreng yang digunakan. Pengujian terhadap kadar FFA dan POV yang tinggi dapat mengakibatkan ketengikan pada mi instan yang dihasilkan. Selain itu, kandungan FFA dan POV yang terlalu tinggi dapat bersifat racun dan karsigonek apabila dikonsumsi.
A. Analisa Fisika Kimia
Analisa ini dilakukan oleh analis kimia, yang meliputi analisa sebagai berikut:
1. Analisa Kadar Air
Pengurangan bobot suatu bahan yang dipanaskan pada suhu 100-105 oC disebabkan karena hilangnya air dan zat yang menguap lainnya sehingga pengurangan bobot tersebut dianggap sebagai berat air.
2. Analisa kadar abu
Zat-zat organik dalam contoh bila dipanaskan pada suhu 700oC akan berubah menjadi  CO2 + H2O, sedangkan zat-zat anorganik dalam contoh bila dipanaskan akan berubah menjadi oksida logamnya.Sehingga kadar abu dapat ditetapkan secara gravimetri.
3. Penetapan Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida merupakan bilangan yang menyatakan banyaknya mg oksida yang diikat oleh 100 gram lemak. Zat oksidator dalam minyak, pada larutan asam mengoksidasi kalium iodida sehingga melepaskan iod yang ekivalen. Iod ini dititrasi dengan menggunakan natrium tiosulfat sampai indikator kanji menunjukan perubahan warna dari biru menjadi tidak berwarna.

4. Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas
         Prinsip: Asam lemak bebas dilarutkan dalam alkohol panas, kemudian dititrasi dengan NaOH sampai indikator PP menunjukan warna titik akhir merah muda seulas. Reaksi:
RCOOH   +   NaOH      à     RCOONa   +   H2O
5.  Analisa kadar Lemak metode Soxhlet.  Prinsip: Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik
B. Pengujian Mikrobiologi
Pengujian mikrobiologi terhadap produk mi instan dilakukan terhadap total bakteri, kapang, khamir, koliform dan Eschericia coli. Pengujian untuk total bakteri, kapang dan khamir dilakukan di laboratorium mikrobiologi PT Jakarana Tama, namun untuk pengujian spesifik terhadap koliform dan Eschericia coli dilakukan di laboratorium eksternal setiap 3-6 bulan sekali. Pengujian mikrobiologi khususnya terhadap mikroba spesifik yang bersifat patogen perlu dilakukan untuk menjamin keamanan konsumen. Selain itu, kandungan mikroba awal yang terlalu tinggi dapat mengurangi umur simpan dari mi instan.
Secara garis besar dalam analisa mikrobiologi, peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut: cawan petri, tabung reaksi, pipet, botol sample, gunting, pinset, bunsen burner, timbangan, inkubator, erlenmeyer, autoclave serta laminer. Peralatan yang digunakan untuk analisa harus melewati perlakuan pendahuluan seperti sterilisasi, hal ini dimaksudkan agar peralatan bebas dari makhluk hidup sehingga tidak mempengaruhi hasil analisa.

C. Pengujian Organoleptik

Uji organoleptik ini juga diterapkan di PT. Jakarana Tama yang terdapat di dalam departemen QC, uji organoleptik di perusahaan ini terdiri dari beberapa metode, seperti triangle dan uji pembeda pasangan. Tetapi yang paling sering digunakan adalah uji pembeda pasangan. Sample yang dianalisa di perusahaan ini antara lain: mi instant, saus, kecap, sosis, dan sarden. 
Kegunaan Dari Analisa Sensoris Dalam Industri Makanan
Analisa organoleptik sangat dibutuhkan dalam industri makanan untuk pengembangan produk, modifikasi resep dan mengevaluasi produk. Hal ini juga memegang peranan penting dalam menjaga mutu dan pemasaran produk.
Meningkatnya kompetisi dalam industri makanan mendorong adanya kegiatan untuk pengembangan produk baru. Cara yang lain dengan melakukan penilaian kembali produk yang telah ada (exist) dan mendorong ke arah peningkatan.
Pengembangan produk melibatkan:
·        Membuat produk makanan baru yang lengkap – mengembangkan ide untuk produk baru dengan menggambarkan profil produk, seperti bentuk, ukuran.
·        Memodifikasi produk makanan yang sudah ada – membuat perubahan dari resep asli seperti, menambah atau menghilangkan bahan untuk meningkatkan rasa atau merubah ukuran atau bentuk dari produk
·        Mempertemukan produk yang sudah ada – meniru produk lain yang bermerek terkenal dari jenis yang serupa.
Uji sensoris telah menjadi bagian integral/ tak terpisahkan dalam industri makanan. Uji tersebut memiliki tujuan yang berbeda-beda. Dapat digunakan untuk:
·        mengevaluasi atribut/ parameter produk yang telah ada
·        menganalisa resep produk untuk peningkatan mutu
·        mengukur respon konsumen terhadap produk
·        mengecek produk akhir mengenai spesifikasi aslinya
·        mengevaluasi perbedaan parameter produk yang hampir sama
·        menganalisa atribut khusus
Sangatlah penting apakah tes yang dipilih akan cocok dengan tujuan tertentu. Terkadang lebih dari satu jenis pengujian harus dilaksanakan pada produk. Perusahaan sering mengembangkan produk yang berasa seperti produk lainnya, sebagai contoh memiliki rasa yang sama denga produk merk terkenal. Jika makanan di design agar berasa seperti produk lain, maka uji perbedaan akan digunakan. Hal ini mungkin akan diikuti dengan uji penerimaan untuk mencari tahu tingkat penerimaan produk baru diantara konsumen.
Uji penerimaan dapat digunakan untuk meneliti bagaimana produk perusahaan dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Uji perangkingan akan selesai dilakukan dan jika hasilnya baik bagi perusahaan, mungkin akan di tampilkan kepada pedagang eceran untuk membujuk mereka untuk mengalokasikan lebih banyak tempat display produk perusahaan.  






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

twitter